Senin, 10 Oktober 2016

Mencegah kepunahan makhluk hidup

Mencegah Kepunahan makhluk hidup
-Agar keseimbangan lingkungan tidak terganggu, kita perlu melindungi makhluk hidup dari kepunahan. Hal-hal yang dapat kita upayakan adalah sebagai berikut.

1. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa untuk melindungi hewan dan tumbuhan langka. 

Cagar alam adalah wilayah alami yang melindungi tumbuhan. Misalnya, cagar alam Krakatau di Banten dan cagar alam Pasi di Kalimantan Barat. 

Suaka margasatwa adalah wilayah yang khusus melindungi hewan yang hidup di wilayah tersebut. Misalnya, suaka margsatwa Tanjung Amolengo di Sulawesi Tenggara.

Mencegah Kepunahan Hewan
2. Membudidayakan hewan dan tumbuhan langka.
3. Penanaman pohon kembali agar hutan tetap lestari. Menerapkan sistem tebang pilih jika menebang pohon di hutan.
4. Mengganti bahan-bahan dari hewan dan tumbuhan dengan bahan sintetis. Misalkan saja bulu-bulu binatang langka seperti harimau dapat diganti dengan bulu sintetis. Gading gajah yang digunakan untuk perhiasan dapat diganti dengan gading sintetis.

Keseimbangan lingkungan akan terganggu jika setiap manusia tidak menyadari pentingnya keseimbangan lingkungan. Kegiatan manusia memberikan pengaruh yang besar terhadap keseimbangan lingkungan. Di Indonesia sering terjadi tanah longsor dan banjir. Hal ini diakibatkan oleh kegiatan manusia yang kurang baik dan bijaksana.

Sekarang ini sudah ditemukan sebuah alat yang mampu mengurangi banjir. Alat tersebut dikenal dengan nama biopori. Biopori bertujuan membuat sebuah lubang resapan. Lubang resapan biopori merupakan metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir. Caranya dengan meningkatkan daya serap air pada tanah. Meningkatnya kemampuan tanah menyerap air akan memperkecil terjadinya aliran air di permukaan tanah.

Jumlah biopori dapat ditambah dengan cara membuat lubang ke dalam tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi bahan organik. Bahan organik itu berasal dari sampah organik rumah tangga. Bahan organik ini akan menjadi sumber energi bagi organisme di dalam tanah. Hal itu akan meningkatkan aktivitas organisme dalam tanah. Aktivitas dari organisme tersebut memperbanyak terbentuknya biopori. Metode resapan ini diyakini lebih efektif mencegah banjir.

Teknologi lubang serapan biopori relatif mudah diaplikasikan mulai dari lingkungan rumah. Prinsip teknologi ini adalah menghindari air hujan mengalir ke daerah yang lebih rendah. Air hujan itu akan terserap ke dalam tanah melalui lubang resapan tersebut. Aplikasi teknologi tepat guna ini memerlukan dukungan masyarakat secara luas. Apabila sudah dilakukan, teknologi ini dapat dirasakan manfaatnya yaitu untuk mengatasi banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar